Dalam insiden menyedihkan di Kerala, India, seorang anak laki-laki berusia 15 tahun secara tragis kehilangan nyawanya karena infeksi otak langka dan merusak yang disebut primary amoebic meningoencephalitis (PAM). Infeksi hebat ini disebabkan oleh Naegleria fowleri, umumnya dikenal sebagai “amuba pemakan otak”. Seminggu sebelum meninggal, anak laki-laki tersebut pertama kali mengalami demam dan mencari pertolongan medis di klinik terdekat.1,2
Aliran air di dekat kediaman anak laki-laki itu, tempat ia sering mandi, diyakini sebagai kemungkinan asal infeksi Naegleria fowleri. Naegleria fowleri tumbuh subur di lingkungan air tawar yang hangat, hal ini menggarisbawahi pentingnya memahami gejalanya dan mengeksplorasi kemungkinan perawatannya.1,2
Apa itu Amuba Pemakan Otak?2
Amuba pemakan otak adalah makhluk uniseluler mematikan yang berpotensi menyebabkan infeksi otak parah yang dikenal sebagai PAM (Primary Amoebic Meningoencephalitis). Amuba ini terutama tinggal di lingkungan air tawar yang hangat, termasuk danau, mata air panas, dan kolam renang yang tidak terawat. Amoeba ini menyusup ke dalam tubuh melalui hidung, seringkali selama aktivitas berenang atau menyelam, dan berlanjut ke otak, mengakibatkan peradangan dan kerusakan jaringan otak. PAM merupakan infeksi yang sangat agresif dengan tingkat kematian yang sangat tinggi, dan kejadian ini sangat jarang terjadi.
Baca juga: Acquired Methemoglobinemia, Apakah Bisa Manusia Mempunyai Darah Berwarna Biru?
Identifikasi Gejala1
Masa inkubasi infeksi Naegleria fowleri, biasanya satu minggu. Gejala amuba pemakan otak yang umum diamati antara lain:
Sakit Kepala Hebat: Sakit kepala yang terus-menerus dan intens adalah salah satu gejala amuba pemakan otak yang menonjol yang dialami oleh individu yang terinfeksi.
Demam Tinggi: Demam tinggi sering menyertai infeksi, memperburuk kondisi kesehatan individu yang menurun.
Mual dan Muntah: Infeksi amuba pemakan otak sering menyebabkan ketidaknyamanan gastrointestinal, bermanifestasi sebagai gejala seperti mual dan muntah.
Kaku Leher: Peradangan meninges, selaput pelindung yang mengelilingi otak, dapat menyebabkan kaku leher, berfungsi sebagai indikator infeksi amuba pemakan otak.
Kebingungan: Saat infeksi berlanjut, orang mungkin mengalami kebingungan dan penurunan kognitif, yang menyebabkan kesulitan untuk fokus dan berkomunikasi dengan jelas.
Kejang: Infeksi amuba pemakan otak dapat memicu kejang dengan berbagai tingkat keparahan dan frekuensi.
Halusinasi: Beberapa orang yang terinfeksi dapat melaporkan halusinasi atau delusi, yang semakin memperumit kondisi mereka.
Saat infeksi berlanjut, kesehatan pasien memburuk dengan cepat. Berlanjut hingga koma dan, akhirnya, kematian adalah keluaran akhir akibat infeksi amuba pemakan otak. Penghancuran cepat jaringan otak oleh Naegleria fowleri berkontribusi pada tingkat kematian amuba pemakan otak yang sangat tinggi. Meskipun tersedia perawatan lanjutan, infeksi amuba pemakan otak seringkali berakibat fatal.
Apakah ada Obatnya?1,2
Mengobati infeksi Naegleria fowleri (amuba pemakan otak) itu rumit dan menantang. Deteksi dini dan intervensi segera merupakan faktor penting yang dapat meningkatkan peluang bertahan hidup. Pendekatan saat ini menggunakan obat antijamur dan antimikroba, termasuk amfoterisin B, dan terapi suportif untuk mengobati amuba pemakan otak. Perawatan ini bertujuan untuk mengurangi peradangan, mengelola gejala, dan mendukung perawatan kritis. Karena sifat infeksi yang agresif dan terbatasnya keefektifan terapi yang tersedia, sayangnya prognosis tetap tidak baik.
Menekankan Pencegahan dan Kesadaran1,2
Sangat penting untuk menekankan tindakan pencegahan untuk mengurangi risiko infeksi Naegleria fowleri. Dengan mengadopsi strategi sederhana namun efektif, individu dapat secara signifikan mengurangi paparan amuba yang menghancurkan ini. Untuk menghindari infeksi, hindari berenang di air tawar hangat yang tidak mengandung klorin. Gunakan kolam yang dirawat dengan baik atau air yang diolah. Gunakan klip hidung selama aktivitas air untuk mencegah kontaminasi melalui hidung. Latih kebersihan hidung dengan air steril, terutama saat membersihkan hidung dalam upacara budaya atau agama.
Kesimpulan
Kesimpulannya, infeksi Naegleria fowleri, yang sering disebut “amuba pemakan otak”, menimbulkan ancaman yang jarang terjadi namun fatal. Memahami gejalanya, mengeksplorasi potensi pengobatan, dan menekankan tindakan pencegahan sangat penting untuk memerangi infeksi mematikan ini. Memprioritaskan kesadaran publik dan praktik yang bertanggung jawab dapat secara kolektif bekerja untuk mengurangi tingkat kematian amuba pemakan otak dan memastikan masa depan yang lebih aman untuk semua.
Baca lebih lengkap ulasan tentang Berita Kesehatan & Kasus Medis Terkini 2024
Untuk pengetahuan lebih lanjut mengenai kesehatan dan cara mengatasi berbagai masalah medis, kunjungi Docquity Academy.
Daftar Pustaka
- Kerala boy dies due to brain-eating amoeba: What’s it all about, and how can it infect you? [Cited: 11 July 2023]. Available from: https://indianexpress.com/article/health-wellness/kerala-boy-dies-brain-eating-amoeba-what-how-8809693/
- Brain-eating amoeba: Know all about the rare disease that killed a Kerala boy. [Cited: 11 July 2023]. Available from: https://www.healthshots.com/health-news/brain-eating-amoeba-infection/
Tentang Docquity
Docquity adalah platform aman dan terpercaya, yang menghubungkan 400.000 lebih nakes profesional di Asia secara real-time. Docquity membantu dokter belajar dan berkembang dengan menyediakan aplikasi seluler di mana dokter dapat berbagi wawasan, membahas kasus klinis, mengikuti webinar, mendapatkan kredit CME/CPD, mencari pekerjaan, dan lainnya!