noScript

Acquired Methemoglobinemia, Apakah Bisa Manusia Mempunyai Darah Berwarna Biru?

By: dr. Andriana Kirana

Apa itu Acquired Methemoglobinemia?

Pada umumnya, darah arteri maupun vena pada manusia berwarna merah, namun secara medis, darah dapat berwarna biru akibat kelainan darah, yaitu Methemoglobinemia. Dibuktikan dengan laporan kasus oleh Warren dan Blackwood tahun 2019, dilaporkan seorang wanita berusia 25 tahun dibawa ke IGD dengan keluhan lemah, pusing, sesak nafas dan perubahan warna kulit. Laju nafas 22x/menit dan saturasi oksigen 88%. Saturasi oksigen tidak meningkat dengan oksigen tambahan. Pasien terlihat sianosis (Gambar 1) dan mempunyai darah arteri maupun vena berwarna gelap (Gambar 2). Tekanan parsial oksigen arteri 120 mmHg dan saturasi oksigen 100% namun pada CO-oksimetri saturasinya 67% dan persentase methemoglobin adalah 44%. Satu hari sebelumnya pasien mengaku menggunakan benzokain topikal dalam jumlah besar untuk sakit gigi. 1

Methemoglobinemia

Gambar 1. Kuku Sianotik

Methemoglobinemia

Gambar 2. Darah Arteri dan Vena Berwarna Gelap

Baca juga: Studi Kasus: Penyakit Mitokondria Onset Lanjut yang Terungkap oleh Agnosia Auditori Verbal yang Diinduksi Metformin

Methemoglobinemia adalah gangguan kemampuan pengangkutan oksigen dengan efisien oleh hemoglobin. Warna kulit bervariasi dari pucat, kebiruan dan keunguan akibat saturasi oksigen yang rendah. Konsentrasi oksigen rendah dalam darah menyebabkan sianosis dan disebut darah biru. Methemoglobinemia adalah kondisi dengan tingkat MetHb >1% Hb darah. MetHb normal dewasa adalah <0.12 – 0.175 g/dl. 2 Pada hemoglobin dewasa terdiri dari 4 rantai polipeptida dan terikat pada heme porfirin yang di tengahnya terdapat ferrous (Fe 2+ ), sedangkan methemoglobin terdapat ferric (Fe 3+ ) sehingga tidak mampu mengikat oksigen . 3

Methemoglobin bisa diturunkan secara genetik atau didapat akibat konsumsi atau paparan obat dan makanan tertentu. Obat-obatan yang paling sering menyebabkan methemoglobinemia adalah nitrogliserin, dapson, sulphonamide, fenitoin, fenasetin dan prilokain, sedangkan makanan tinggi nitrat seperti bit, bayam, dan wortel. 2

Gejala pada pasien dibagi menjadi: 2,4

  • Methemoglobin < 20% : Asimtomatik
  • Methemoglobin >20% : Gejala dini, yaitu kulit pucat, sakit kepala, takikardi, sulit bernafas, letargi. Gambaran darah kecoklatan atau “chocolate brown
  • Methemoglobin >30% : Gejala berat, yaitu sianosis, depresi nafas, penurunan kesadaran, koma, syok, kejang.
  • Lebih dari 45% dapat menyebabkan kematian

Gejala red flag yang harus diperhatikan: 4

  • Sianosis mendadak dengan gejala hipoksia setelah pemberian agen tertentu yang dicurigai dapat menyebabkan methemoglobinemia
  • Hipoksia tidak membaik dengan peningkatan fraksi oksigen
  • Darah phlebotomy berwarna merah gelap atau kecoklatan

Penegakan diagnosis methemoglobinemia dengan riwayat dan gejala, yaitu hipoksemia refrakter terhadap oksigen tambahan dan darah berwarna kecoklatan. Diagnosis pasti menggunakan gas darah arteri atau CO-oksimetri darah vena yang dapat menentukan kadar methemoglobin. 4 Pemeriksaan mudah dan cepat untuk menentukan methemoglobinemia adalah dengan menempatkan 1-2 tetes darah di kertas filter putih kemudian evaluasi perubahan warna saat terpapar oksigen. Hemoglobin deoksigenasi berubah dari merah gelap atau keunguan menjadi merah cerah, sedangkan methemoglobin tetap kecoklatan. Diagnosis methemoglobinemia ditunjukkan dengan adanya “saturation gap”, yaitu perbedaan antara saturasi oksigen di pulse oximetry dan hasil gas darah arteri . 3

Terapi methemoglobinemia adalah antidot metilen biru dan terapi suportif oksigen aliran tinggi. Untuk methemoglobinemia yang diturunkan adalah metilen biru per oral dosis 50 – 250 mg/hari seumur hidup. Pada pasien tanpa gejala dengan kadar methemoglobin <20% terapi suportif oksigen tanpa pemberian antidot metilen biru. Pada pasien dengan gejala atau kadar methemoglobin >20%, segera berikan antidot metilen biru dengan dosis 1 – 2 mg/kg intravena diberikan selama >20 menit. Ulangi dosis 1 jam setelahnya jika kadar methemoglobin masih meningkat >20%. Efek samping metilen biru adalah mual, muntah, diare, nyeri perut, dan sakit kepala. Harus disampaikan kepada pasien adanya perubahan warna air liur, urin dan feses menjadi kebiruan. 2,5

Asam askorbat atau vitamin C adalah vitamin larut air dan antioksidan yang dapat digunakan sebagai antidot methemoglobin dimana tidak adanya metilen biru atau menjadi kontraindikasi. Dosisnya 10 gram intravena setiap 6 jam atau 300 – 1000 mg/hari per oral dalam dosis terbagi. 5

Kesimpulan

Methemoglobinemia diperoleh menunjukkan bahwa darah berwarna biru bukanlah sekedar mitos namun sebuah realitas medis yang dapat terjadi karena pengaruh genetik atau faktor eksternal seperti paparan obat dan makanan tertentu. Walaupun kondisi ini jarang, pentingnya kesadaran akan gejala dan pengenalan dini dapat menjadi kunci dalam penanganan yang efektif untuk mencegah komplikasi serius. Terapi yang ada, termasuk pemberian metilen biru dan asam askorbat, menawarkan solusi yang efektif untuk memulihkan fungsi normal hemoglobin. Oleh karena itu, pengetahuan yang mendalam dan kesiapsiagaan dalam mengidentifikasi serta mengelola methemoglobinemia adalah sangat penting dalam praktik medis kontemporer.

Baca lebih lengkap ulasan tentang Berita Kesehatan & Kasus Medis Terkini 2024

Untuk pengetahuan lebih lanjut mengenai kesehatan dan cara mengatasi berbagai masalah medis, kunjungi Docquity Academy.


Referensi:

  1. Warren OU, Blackwood B. Acquired Methemoglobinemia. N Engl J Med. 2019;381(12):1158–1158.
  2. David SR, Sawal NS, Hamzah MNSB, Rajabalaya R. The blood blues: A review on methemoglobinemia. Journal of Pharmacology and Pharmacotherapeutics. 2018;9(1):1.
  3. MaryThomas S, Cherian JJ, Thampi SP, George BK. Acquired Methemoglobinemia- An Overview. IJOPP. 2019;12(4):270–6.
  4. Alanazi MQ. Drugs may be Induced Methemoglobinemia. J Hematol Thrombo Dis. 2017;06(01).
  5. Abhilash KP. Methemoglobinemia: When to suspect and how to treat. Curr Med Issues. 2019;17(4):125.

Tentang Docquity

Docquity adalah platform aman dan terpercaya, yang menghubungkan 400.000 lebih nakes profesional di Asia secara real-time. Docquity membantu dokter belajar dan berkembang dengan menyediakan aplikasi seluler di mana dokter dapat berbagi wawasan, membahas kasus klinis, mengikuti webinar, mendapatkan kredit CME/CPD, mencari pekerjaan, dan lainnya!

Share it with
Email
Facebook
LinkedIn
Twitter
WhatsApp

Similar Articles

Data Privacy Notice

This Privacy Notice shall be read in conjunction with the Privacy Policy to the extent this Notice does not mention or specify the particulars that should have been mentioned or specified relating to the Notice in pursuance of the provisions of the Data Protection Laws as applicable.

On having accessed or visited this Platform you the Noticee hereby voluntarily consent to and take notice of the fact that the personal data, by which or in relation whereto you the concerned Noticee is identifiable, shall be retained, stored, used, and may be processed by the Company for the purpose and in the manner, though legal, found suitable to it for commercial and/or some other reasons. The detailed specificity whereof may be found in the Privacy Policy. The consent provided herein may be withdrawn anytime by you, the Noticee, at its own volition by removing your profile or by writing to us at support@docquity.com.

As a Noticee, you shall have the right to grievance redressal, in relation to your consent or our use of your personal data, which you may address by writing to us at dpo@docquity.com. Should you, the Noticee, thereafter remain unsatisfied or dissatisfied with the resolution provided by us, you, the Noticee, may approach the concerned regulatory authority for the redressal of your grievance.

Thanks for exploring our medical content.

Create your free account or log in to continue reading.

Data Privacy Notice

By using this platform, you consent to our use of your personal data as detailed in our Privacy Policy, and acknowledge that we use cookies to improve your browsing experience