Akhir-akhir ini ramai di media sosial bahwa terjadi peningkatan kadar polutan udara di kota-kota besar di Indonesia seperti DKI Jakarta. Mayoritas dari kita tahu bahwa polutan udara ini memiliki efek buruk bagi kesehatan paru-paru kita. Namun, tahukah kalian bahwa selain menyebabkan masalah paru, polusi udara juga memiliki efek buruk juga ke kesehatan jantung?
Polusi udara didefinisikan sebagai kontaminasi udara yang terjadi di dalam maupun luar ruangan yang disebabkan oleh zat kimia maupun biologis yang menyebabkan perubahan karakteristik alami udara. Menurut World Health Organization (WHO) lebih dari 99% populasi dunia ini terpapar harian tingkat polusi udara yang lebih tinggi dari standar yang direkomendasikan. Hasil penelitian tahun 2021 berjudul “Taking a Stand Against Air Pollution – The Impact on Cardiovascular Disease” karangan Brauer dan kawan-kawan menunjukan bahwa polusi udara adalah faktor risiko keempat terpenting setelah hipertensi, merokok dan makanan. Bahkan, polusi udara ini menjadi penyebab yang lebih sering dari masalah serangan jantung atau stroke yang lebih tinggi dibandingkan diabetes atau obesitas. (1)
Beberapa penelitian telah dilakukan untuk melihat kaitan antara polusi udara dengan masalah jantung. Studi yang dilakukan oleh the New England Journal of Medicine yang mencoba melihat polusi udara menunjukan bahwa semakin tinggi polusi udara yang ada di suatu kota, maka akan semakin tinggi resiko kematian akibat masalah jantung maupun paru nya. Penelitian lainnya oleh Baneras dan kawan-kawan yang dipublikasikan di Journal of Cardiology juga menunjukan bahwa paparan jangka pendek terhadap nilai PM2.5 dan PM10 yang tinggi meningkatkan risiko masuk ke rumah sakit akibat masalah serangan jantung ataupun masalah gangguan irama jantung. Selain itu, prognosis pasien-pasien dengan paparan zat polutan yang tinggi juga lebih buruk, hal ini mungkin disebabkan oleh kondisi pro-inflamasi yang terbentuk paska paparan terhadap zat-zat polutan ini. (2)
Mekanisme Masalah Jantung akibat Polusi Udara
Munculnya masalah jantung pada tubuh kita akibat polusi udara, umumnya disebabkan oleh paparan tubuh kita terhadap zat PM25. PM25 disebut juga sebagai particulate matter 25 adalah zat polutan udara yang memiliki ukuran kurang dari 2.5 mikrometer. Paparan terhadap partikel polusi udara akan menyebabkan stress oksidatif dan juga proses inflamasi. Stress oksidatif dan inflamasi ini kemudian akan menyebabkan kerusakan endhotel atau bagian dalam dari pembuluh darah yang menyebabkan perburukan sumbatan pembuluh darah jantung (atherosclerosis) dan juga disfungsi dari sel endothelium. Ini perlahan-lahan akan menyebabkan kerusakan sel-sel otot jantung atau yang disebut sebagai iskemia miokard. Paparan terhadap zat polutan ini juga akan mengurangi aktivitas kepingan-kepingan darah (platelet) yang menyebabkan terjadinya thrombus pada pembuluh darah jantung. (3)
Gambar 1 : Menunjukan kaitan antara polusi udara dan juga masalah jantung serta pembuluh darah seperti penyakit jantung coroner dan juga gagal jantung dan kontribusinya terhadap kematian akibat masalah kardiovaskular.(4)
Selain penyakit jantung akibat iskemik, paparan terhadap polusi udara ini juga meningkatkan risiko pasien-pasien mengalami kondisi gagal jantung. Paparan terhadap zat polutan akan menyebabkan kenaikan tekanan darah dan juga meningkatkan vasokonstriksi pembuluh darah yang dapat memicunya terjadi gagal jantung. Paparan pada jangka waktu yang panjang akan menyebabkan perubahan struktur jantung yang disebut sebagai adverse cardiac remodelling.
Apa yang Dapat Kita Lakukan Sebagai Dokter?
Oleh karena kaitan antara polusi udara dan juga efeknya terhadap penyakit jantung ini sudah mulai jelas. Sebagai dokter, kita harus menggali lebih dalam megenai paparan pasien ke zat-zat polutan udara. Lokasi pasien ini tinggal, pekerjaan sehari-hari. Apakah ada paparan rutin terhadap zat-zat polutan. Karakteristik pekerjaan pasien juga harus kita perdalam, apakah pasien banyaknya bekerja di dalam maupun di luar kantor. Selain itu, kita perlu meningkatkan edukasi kepada pasien-pasien terkait dengan efek dari paparan terhadap polutan ini terhadap kondisi jantung dan pembuluh darah. Kita juga perlu melakukan edukasi terkait dengan penggunaan masker dalam aktivitas sehari-hari, edukasi untuk menghindari berolahraga di jalan raya terutama pada jam-jam padat kendaraan. Selain itu, tidak kalah pentingnya adalah edukasi mengenai konsumsi obat-obatan rutin jantung untuk mencegah perburukan kondisi jantung yang disebabkan oleh polusi udara.(5)
Saat ini sedang dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai penggunaan ethylene diamine tetra-acetic acid (EDTA) atau yang dikenal dengan nama terapi kelasi untuk mengurangi risiko kematian dan menurunkan risiko masalah jantung pada pasien-pasien dengan paparan polutan yang tinggi. Sampai saat ini penelitian terkait dengan topik ini masih berjalan, meskipun hasil awalnya cukup menjanjikan.
Dapat disimpulkan bahwa polusi udara adalah salah satu faktor risiko penting terhadap masalah penyakit jantung dan pembuluh darah. Kita sebaiknya mengetahui kaitan antara keduanya dan mencoba memitigasi efek buruk dari polusi ini terhadpa kesehatan jantung dan pembuluh darah kita.
Referensi
1. Brauer M, Casadei B, Harrington RA, Kovacs R, Sliwa K, WHF Air Pollution Expert Group. Taking a stand against air pollution – the impact on cardiovascular disease. Eur Heart J. 2021 Apr 14;42(15):1460–3.
2. Dockery DW, Pope CA, Xu X, Spengler JD, Ware JH, Fay ME, et al. An association between air pollution and mortality in six US cities. N Engl J Med. 1993;329:1753–9.
3. Hoek G, Brunekreef B, Goldbohm S, Fischer P, van den Brandt PA. Association between mortality and indicators of traffic-related air pollution in the Netherlands: a cohort study. Lancet. 2002 Oct 19;360(9341):1203–9.
4. Bae HR, Chandy M, Aguilera J, Smith EM, Nadeau KC, Wu JC, et al. Adverse effects of air pollution-derived fine particulate matter on cardiovascular homeostasis and disease. Trends Cardiovasc Med. 2022 Nov;32(8):487–98.
5. Uzoigwe JC, Prum T, Bresnahan E, Garelnabi M. The emerging role of outdoor and indoor air pollution in cardiovascular disease. N Am J Med Sci. 2013 Aug;5(8):445–53.
Tentang Docquity
Docquity adalah komunitas dokter Terpercaya di Asia. Melalui jaringan pembelajaran berkelanjutan berbasis AI yang aman dan terjaga privasi, Docquity menyajikan pengetahuan real-time dari ribuan dokter terverifikasi di seluruh dunia. Saat ini, Docquity memiliki lebih dari 400.000 dokter yang tersebar di enam negara di Asia.
Temukan para ahli dan rekan terpercaya se-Asia di mana Anda dapat mendiskusikan kasus klinis dengan aman, mendapatkan wawasan terbaru dari webinar dan jurnal penelitian, serta mendapatkan kredit CME/CPD melalui kursus bersertifikat dari Docquity Academy. Akses semuanya melalui kemudahan aplikasi mobile yang tersedia di platform Android & iOS!