Kenali Cacar Api : Gejala, Faktor Risiko, dan Cara Mencegah Komplikasinya

Herpes zoster (HZ) atau yang dikenal dengan istilah cacar api, merupakan manifestasi klinis akibat reaktivasi Varicella-Zoster Virus (VZV) yang laten. Virus ini tetap berada dalam keadaan dorman di ganglia akar dorsal setelah infeksi primer varisela (cacar air) pada masa kanak-kanak atau remaja. 

Meskipun secara umum bersifat self-limiting, herpes zoster dapat menyebabkan morbiditas signifikan, terutama pada kelompok usia lanjut dan individu imunokompromais, terutama akibat risiko neuralgia pascaherpes (postherpetic neuralgia/PHN).  

Cacar Api terjadi ketika VZV yang dorman kembali aktif, biasanya bertahun-tahun setelah infeksi primer varisela sembuh. Saat aktif, virus berjalan melalui saraf perifer ke kulit dan menyebabkan ruam vesikular yang nyeri, terbatas pada satu sisi tubuh mengikuti distribusi dermatom. 

Epidemiologi dan Faktor Pemicu Reaktivasi 

Sekitar 30% populasi akan mengalami herpes zoster sepanjang hidupnya; angka ini meningkat hingga >50% pada usia ≥85 tahun. 

Reaktivasi dipicu oleh penurunan imunitas seluler karena proses penuaan (immunosenescence) atau kondisi imunodefisiensi seperti: 

  • Kanker 
  • Transplantasi organ 
  • HIV 
  • Diabetes melitus  
  • Stres berat 

Cacar apitidak menular langsung antar manusia, tetapi kontak langsung dengan vesikel aktif dapat menularkan varisela ke individu yang belum imun terhadap VZV. 

Manifestasi Klinis Herpes Zoster 

1. Fase Prodromal (2–5 hari sebelum ruam) 

  • Neuralgia unilateral (nyeri tajam, terbakar, atau menusuk), parestesia, atau hiperalgesia. 
  • Gejala sistemik ringan: demam ringan, malaise, sakit kepala. 

2. Fase Aktif 

  • Evolusi ruam dari makulopapular → vesikular → pustular, terbatas pada satu dermatom (biasanya torakal, servikal, atau kranial). 
  • Vesikel berisi cairan jernih → keruh → kering → krusta dalam 7–10 hari. 
  • Ciri khas klasik: ruam unilateral yang tidak melewati garis tengah. 

3. Fase Resolusi & Risiko Komplikasi 

  • Ruam umumnya sembuh dalam 2–4 minggu. 
  • Namun, 10–20% pasien usia lanjut dapat mengalami PHN yang menetap >3 bulan bahkan bertahun-tahun. 

Komplikasi Klinis 

1. Neuralgia Pascaherpes (PHN) 

  • Nyeri neuropatik kronis di dermatom yang terdampak. 
  • Lebih sering terjadi pada pasien usia ≥60 tahun dan pada kasus dengan nyeri akut berat. 

2. Herpes Zoster Oftalmikus (HZO) 

  • Melibatkan cabang oftalmikus (V1) dari nervus trigeminus. 
  • Dapat menyebabkan keratitis, uveitis, hingga kebutaan permanen bila tidak ditangani. 

3. Ramsay Hunt Syndrome 

  • Melibatkan nervus kranialis VII (fasialis) dan VIII (vestibulokoklear). 
  • Gejala: paralisis fasial perifer, vesikel di liang telinga, tinitus, gangguan pendengaran, atau vertigo. 

4. Zoster Diseminata 

  • Umumnya terjadi pada pasien imunokompromais. 
  • Terdapat ≥20 lesi vesikular di luar dermatom awal; dapat menyerang organ viseral (mis. paru, hati, otak). 

Penatalaksanaan Herpes Zoster 

1. Terapi Antivirus (Dimulai ≤72 jam sejak ruam muncul) 

Tujuan: Mempercepat penyembuhan lesi, mengurangi durasi nyeri, dan menurunkan risiko PHN serta komplikasi. 

Pilihan lini pertama: 

  • Acyclovir: 800 mg, 5x/hari selama 7–10 hari 
  • Valacyclovir: 1000 mg, 3x/hari selama 7 hari 
  • Famciclovir: 500 mg, 3x/hari selama 7 hari 

Catatan: Valacyclovir dan famciclovir lebih disukai karena kepatuhan lebih baik dan efek samping saluran cerna yang lebih sedikit. 

2. Manajemen Nyeri 

  • NSAID atau parasetamol: untuk nyeri ringan 
  • Gabapentin, pregabalin, atau antidepresan trisiklik (mis. amitriptilin): untuk nyeri neuropatik 
  • Topikal lidokain patch atau capsaicin dapat dipertimbangkan untuk nyeri lokal 

3. Kortikosteroid 

  • Digunakan pada kasus berat tertentu (mis. HZO atau nyeri sangat berat) 
  • Selalu dikombinasikan dengan antivirus dan digunakan dengan hati-hati pada pasien dengan komorbid. 

4. Perawatan topikal  

Kompres dingin, salep topikal, mengenakan pakaian longgar untuk meredakan ketidaknyamanan pada kulit.  

5. Istirahat cukup  

Memberikan waktu bagi tubuh untuk memulihkan diri dna melawan infeksi virus dengan tidur minima 8 jam per hari.  

Strategi Pencegahan 

1. Gaya Hidup Sehat 

  • Gizi seimbang 
  • Aktivitas fisik teratur (≥150 menit/minggu) 
  • Tidur cukup (7–8 jam/hari) 
  • Berhenti merokok 
  • Pemeriksaan kesehatan rutin untuk skrining faktor risiko 

2. Vaksinasi  

Vaksin Herpes Zoster (HZV): satu atau dua dosis tergantung jenis vaksin.  Indikasi: 

  • Semua orang dewasa usia ≥50 tahun, terutama yang memiliki riwayat cacar api atau penyakit penyerta 
  • Pasien imunokompromais (pemilihan jenis vaksin harus disesuaikan) 

Kesimpulan 

Penatalaksanaan klinis cacar api membutuhkan pendekatan komprehensif—dimulai dari diagnosis cepat berbasis gejala klinis, terapi antivirus dini, hingga strategi manajemen nyeri yang disesuaikan (baik sistemik maupun topikal). 

Kortikosteroid dapat dipertimbangkan untuk kasus berat tertentu, dan vaksinasi memegang peran kunci dalam menurunkan insidensi serta komplikasi pada kelompok berisiko. 

Pencegahan holistik juga mencakup penerapan gaya hidup sehat dan pemeriksaan rutin. Kolaborasi multidisiplin serta edukasi pasien sangat penting untuk mengoptimalkan luaran klinis dan mempertahankan kualitas hidup jangka panjang. 

Referensi 

  1. Gagliardi AMZ, et al. Vaccines for preventing herpes zoster in older adults. Cochrane Database, 2019. 
  1. Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit Indonesia (Perdoski) – Panduan Praktik Klinis Herpes Zoster, 2023. 
  1. Strezova A, et al. Open Forum Infect Dis. 2022;9(10):ofac485. 
  1. Patil A, Goldust M, Wollina U. Viruses. 2022;14(2):192. 
  1. Cunningham AL, et al. N Engl J Med. 2016;375(11):1019–32. 
  1. PAPDI. Jadwal Imunisasi Dewasa, 2025. 


Tentang Docquity

Docquity adalah komunitas dokter Terpercaya di Asia. Melalui jaringan pembelajaran berkelanjutan berbasis AI yang aman dan terjaga privasi, Docquity menyajikan pengetahuan real-time dari ribuan dokter terverifikasi di seluruh dunia. Saat ini, Docquity memiliki lebih dari 400.000 dokter yang tersebar di enam negara di Asia.

Temukan para ahli dan rekan terpercaya se-Asia di mana Anda dapat mendiskusikan kasus klinis dengan aman, mendapatkan wawasan terbaru dari webinar dan jurnal penelitian, serta mendapatkan kredit CME/CPD melalui kursus bersertifikat dari Docquity Academy. Akses semuanya melalui kemudahan aplikasi mobile yang tersedia di platform Android & iOS!

Share it with
Email
Facebook
LinkedIn
Twitter
WhatsApp

Similar Articles

Data Privacy Notice

This Privacy Notice shall be read in conjunction with the Privacy Policy to the extent this Notice does not mention or specify the particulars that should have been mentioned or specified relating to the Notice in pursuance of the provisions of the Data Protection Laws as applicable.

On having accessed or visited this Platform you the Noticee hereby voluntarily consent to and take notice of the fact that the personal data, by which or in relation whereto you the concerned Noticee is identifiable, shall be retained, stored, used, and may be processed by the Company for the purpose and in the manner, though legal, found suitable to it for commercial and/or some other reasons. The detailed specificity whereof may be found in the Privacy Policy. The consent provided herein may be withdrawn anytime by you, the Noticee, at its own volition by removing your profile or by writing to us at support@docquity.com.

As a Noticee, you shall have the right to grievance redressal, in relation to your consent or our use of your personal data, which you may address by writing to us at dpo@docquity.com. Should you, the Noticee, thereafter remain unsatisfied or dissatisfied with the resolution provided by us, you, the Noticee, may approach the concerned regulatory authority for the redressal of your grievance.