Prevalensi obesitas meningkat secara substansial dalam beberapa dekade terakhir. Tahun 2014, World Health Organization (WHO) memperkirakan bahwa setidaknya terdapat 600 juta orang dewasa di seluruh dunia yang mengalami obesitas. Hal ini diduga karena peningkatan konsumsi makanan berkalori tinggi dan gaya hidup. Obesitas merupakan penyakit metabolik kronis yang menjadi predisposisi berbagai komorbiditas, termasuk penyakit periodontal.1
APA ITU OBESITAS?
Obesitas merupakan penumpukan lemak yang berlebihan akibat ketidakseimbangan asupan energi (energy intake) dengan energi yang digunakan (energy expenditure) dalam waktu lama.2 Kondisi ini dapat meningkatkan risiko penyakit dan masalah kesehatan lain, seperti penyakit jantung, diabetes, tekanan darah tinggi, dan kanker. Terdapat beberapa faktor seseorang mengalami obesitas, yaitu keturunan, fisiologis dan lingkungan, pola makan tidak sehat, serta aktivitas fisik dan pilihan olahraga.3 Obesitas biasanya didiagnosis melalui indeks massa tubuh atau body mass index (BMI) dengan rumus = berat badan/(tinggi badan x tinggi badan). Secara khusus, obesitas ditandai dengan nilai BMI antara 25,0-29,9 kg/m2, sementara pada berat badan normal nilai BMI berkisar antara 18,5-22,9 kg/m2.4
OBESITAS DAN PENYAKIT PERIODONTAL
Penyakit periodontal adalah penyakit infeksi dan inflamasi pada struktur jaringan penyangga gigi akibat interaksi antara bakteri patogen dan sistem imun host. Aktivasi sistem imun host, terutama untuk tujuan protektif, pada akhirnya akan menyebabkan kerusakan jaringan melalui sintesis dan pelepasan sitokin, mediator proinflamasi dan metalloproteinase. Hubungan antara obesitas dan penyakit periodontal menjadi salah satu bidang penelitian terbaru dalam kedokteran gigi. Meski kemungkinan mekanisme biologis yang mendasarinya masih belum jelas, namun jaringan adiposa (jaringan lemak) ternyata dapat melepaskan sitokin dan hormon proinflamasi secara global atau disebut sebagai zat adipositokin. Kondisi ini akan memicu inflamasi dan stres oksidatif (ketidakseimbangan radikal bebas dan antioksidan dalam tubuh yang dapat menyebabkan kerusakan sel dan jaringan), sehingga mengakibatkan berbagai komorbiditas, termasuk penyakit periodontal.1
Sarlati F, et al. melakukan studi untuk mengevaluasi hubungan antara obesitas dan penyakit periodontal pada individu usia muda di Iran. Penelitian ini melibatkan sebanyak 80 peserta berusia 18-34 tahun yang dibagi menjadi dua kelompok, yaitu 40 peserta dengan obesitas sebagai kelompok kasus dan 40 peserta dengan berat badan normal sebagai kelompok kontrol. Seluruh peserta dilakukan pemeriksaan periodontal, meliputi plaque index (PI), probing pocket depth (PPD) and clinical attachment level (CAL). Selain itu, dilakukan juga pemeriksaan tubuh dengan rumus body mass index (BMI) dan waist circumference (WC). Hasil penelitian menunjukkan bahwa skor probing pocket depth (PPD) and clinical attachment level (CAL) lebih tinggi secara signifikan pada kelompok kasus dibandingkan kelompok kontol, namun akumulasi plak tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan antara kedua kelompok. Tingginya skor probing pocket depth (PPD) and clinical attachment level (CAL) juga terkait dengan tingginya lingkar pinggang pada peserta obesitas. Meskipun hubungan antara obesitas dan penyakit periodontal masih sulit dimengerti, namun obesitas sebagai faktor risiko penyakit periodontal diduga berasal dari obesitas tubuh bagian atas (adipositas perut) yang diyakini memiliki efek buruk yang lebih besar pada kesehatan dibandingkan obesitas tubuh bagian bawah. Diet yang buruk diduga menyebabkan obesitas sentral (penumpukan lemak yang berpusat di bagian perut) yang turut mempengaruhi lingkar pinggang serta dikaitkan dengan terjadinya diabetes dan resistensi insulin yang merupakan faktor risiko terjadinya penyakit periodontal. Secara keseluruhan, penelitian ini menyimpulkan bahwa abdominal obesitas berhubungan dengan penyakit periodontal. Oleh karena itu, pencegahan dan pengelolaan obesitas dapat menjadi faktor tambahan untuk meningkatkan kesehatan periodontal.5
Sementara, Linden G, et al. melakukan studi untuk mengevaluasi hubungan obesitas dan penyakit periodontal pada pria berusia 60-70 tahun di Eropa Barat. Penelitian ini melibatkan sebanyak 1.362 peserta. Seluruh peserta dilakukan pemeriksaan periodontal klinis, pencatatan body mass index (BMI), dan diminta untuk mengisi kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 21,9% peserta diklasifikasikan sebagai obesitas, dimana peserta yang mengalami obesitas dilaporkan memiliki lebih sedikit gigi, tingkat periodontitis yang tinggi, serta tingkat kedalaman probing ≥5 mm yang lebih tinggi dibandingkan dengan peserta yang memiliki berat badan normal. Penelitian ini juga menemukan bahwa peserta dengan obesitas cenderung memiliki riwayat intensitas merokok yang tinggi, kunjungan ke dokter gigi yang kurang teratur, dan frekuensi menyikat gigi yang lebih jarang dibandingkan dengan peserta yang kelebihan berat badan atau peserta dengan berat badan normal. Perubahan gaya hidup pada peserta dengan obesitas dapat mengakibatkan berkembangnya obesitas yang dikaitkan dengan penurunan kesadaran dan praktik perilaku terkait dengan pemeliharaan kesehatan periodontal jangka panjang. Semua faktor ini dikaitkan dengan terjadinya penyakit periodontal. Secara keseluruhan penelitian ini menyimpulkan bahwa obesitas dapat menyebabkan penyakit periodontal pada pria berusia 60-70 tahun.6
Sebagai penutup, penelitian di atas menyimpulkan adanya hubungan antara obesitas dan periodontitis. Meskipun mekanisme patofisiologi yang mendasarinya masih belum jelas, namun perkembangan resistensi insulin sebagai konsekuensi dari penyakit sistemik, inflamasi kronis, dan stres oksidatif merupakan faktor yang diduga terlibat dalam hubungan antara obesitas dan periodontitis. Selain itu, faktor gaya hidup juga secara tidak langsung dapat menyebabkan obesitas dan penyakit sistemik lainnya yang merupakan faktor risiko terjadinya penyakit periodontal. Penelitian lebih lanjut masih perlu dilakukan untuk membuktikan hubungan ini.1,6
Referensi:
- Martinez-Herrera M, Silvestre-Rangil J, Silvestre FJ. Association between obesity and periodontal disease. A systematic review of epidemiological studies and controlled clinical trials. Med Oral Patol Oral Cir Bucal. 2017; 22(6): e708-e715. DOI: 10.4317/medoral.21786.
- Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Apa itu obesitas?. 2018. [cited 19 September 2022]. Available from: http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/obesitas/apa-itu-obesitas.
- Mayo Clinic Staff. Obesity. Mayo Clinic. 2021. [cited 9 September 2022]. Available from: https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/obesity/symptoms-causes/syc-20375742.
- Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Klasifikasi obesitas setelah pengukuran IMT. 2018. [cited 19 September 2022]. Available from: http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/obesitas/klasifikasi-obesitas-setelah-pengukuran-imt.
- Sarlati F, Akhondi N, Ettehad T, et al. Relationship between obesity and periodontal status in a sample of young Iranian adults. Int Dent J. 2008; 58(1): 36-40.
- Linden G, Patterson C, Evans A, et al. Obesity and periodontitis in 60-70-year-old men. J Clin Periodontol. 2007; 34(6): 461-6. DOI: 10.1111/j.1600-051X.2007.01075.x.