The Kiss of Deaf: Perforasi Membran Timpani Akibat Ciuman yang Berlebihan

Perforasi membran timpani adalah suatu kondisi di mana terdapat lubang atau robekan pada gendang telinga, yang dapat menyebabkan gangguan pendengaran, infeksi telinga, dan komplikasi lainnya. Meskipun sebagian besar perforasi dapat sembuh secara spontan, namun beberapa dapat menjadi kronis dan menyebabkan komplikasi seperti gangguan pendengaran, otitis kronis, dan kolesteatoma.  Pada beberapa kasus, ciuman yang berlebihan pada saluran pendengaran eksternal seseorang dapat menyebabkan perforasi membran timpani, atau gangguan pendengaran sensorineural, yang dapat berdampak buruk pada pasien. Baru-baru ini, seorang wanita muda di Tiongkok mengalami perforasi membran timpani setelah pasangannya mencium dan menghisap telinganya dengan kuat. 

Risiko perforasi membran timpani akibat ciuman mungkin lebih tinggi pada anak kecil dan bayi yang memiliki saluran telinga yang lebih kecil dan sempit, sehingga lebih rentan mengalami gangguan pendengaran.1,2

Faktor Risiko Perforasi Membran Timpani2

  • Trauma pada telinga, seperti benturan pada kepala atau perubahan tekanan udara secara tiba-tiba
  • Infeksi, seperti otitis media atau otitis eksterna
  • Terpapar suara keras, yang dapat merusak gendang telinga dari waktu ke waktu
  • Memasukkan benda asing ke dalam telinga, seperti cotton bud atau jepit rambut
  • Dalam kasus yang jarang, ciuman secara berlebihan pada saluran pendengaran eksternal seseorang juga dapat menyebabkan perforasi membran timpani

Patofisiologi2

Adanya ciuman berlebihan pada saluran pendengaran eksternal, akan tercipta ruang hampa udara yang besar atau tekanan negatif pada membran timpani. Tekanan ini dapat menyebabkan peregangan dan melemahnya membran, yang dapat menyebabkan terbentuknya perforasi pada membran timpani.

Perforasi ini mengganggu fungsi normal gendang telinga dan dapat menyebabkan gangguan pendengaran. Selain kerusakan langsung pada membran timpani, tekanan negatif yang ditimbulkan oleh ciuman juga dapat menyebabkan kerusakan pada sel-sel rambut halus di telinga bagian dalam. Sel-sel rambut ini bertanggung jawab untuk mengubah getaran suara menjadi sinyal listrik yang dikirim ke otak. Kerusakan pada sel-sel rambut ini dapat menyebabkan gangguan pendengaran sensorineural.

Tekanan ke luar pada membran timpani juga menciptakan tekanan negatif pada tulang-tulang telinga kecil yang menempel pada membran, termasuk stapes, incus, dan malleus. Tulang-tulang ini bertanggung jawab untuk mentransmisikan getaran suara ke telinga bagian dalam.

Diagnosis3,4

  • Riwayat Kesehatan dan Pemeriksaan Fisik. Anamnesis meliputi gejala pasien, riwayat medis, dan trauma atau paparan suara keras baru-baru ini. Pemeriksaan fisik juga dapat mencakup pemeriksaan tanda-tanda infeksi atau kondisi terkait lainnya.
  • Otoskopi. Pemeriksaan fisik telinga menggunakan otoskop untuk memvisualisasikan saluran telinga dan membran timpani. Perforasi dapat terlihat sebagai lubang atau robekan pada gendang telinga.
  • Tes pendengaran. Mengukur kemampuan individu untuk mendengar suara dengan frekuensi dan volume yang berbeda. Gangguan pendengaran sensorineural yang disebabkan oleh perforasi membran timpani dapat dideteksi melalui tes ini.
  • CT scan atau MRI. Dalam beberapa kasus, tes pencitraan seperti CT scan atau MRI dapat dilakukan untuk menilai tingkat kerusakan atau untuk menyingkirkan kondisi lain yang mendasarinya.
  • Riwayat Kesehatan dan Pemeriksaan Fisik

Tatalaksana Perforasi Membran Timpani1,2

Perforasi Membran Timpani

Sebagian besar perforasi sembuh secara spontan tanpa komplikasi; namun, beberapa dapat menjadi kronis dan menyebabkan komplikasi seperti gangguan pendengaran, otitis kronis, dan kolesteatoma. Pilihan pengobatan untuk perforasi membran timpani meliputi:

  • Observasi dan pemantauan, terutama untuk perforasi kecil yang kemungkinan besar akan sembuh dengan sendirinya
  • Antibiotik atau obat antijamur untuk mengobati infeksi yang mungkin menyebabkan perforasi
  • Pembedahan untuk memperbaiki perforasi, terutama untuk perforasi yang lebih besar atau yang tidak dapat sembuh dengan sendirinya
  • Dalam kasus-kasus di mana perforasi disebabkan oleh ciuman yang berlebihan, pengobatan mungkin melibatkan kombinasi observasi dan pemantauan, antibiotik atau obat antijamur, dan pembedahan untuk memperbaiki perforasi jika diperlukan

Perforasi Membran Timpani: Kesimpulan

Perforasi membran timpani adalah suatu kondisi yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk trauma, infeksi, paparan suara keras, dan masuknya benda asing ke dalam telinga, hingga ciuman berlebihan pada saluran pendengaran eksternal seseorang juga dapat menyebabkan perforasi membran timpani, yang menyebabkan gangguan pendengaran dan komplikasi lainnya. Diagnosis perforasi membran timpani biasanya melibatkan pemeriksaan fisik telinga, termasuk penggunaan otoskop untuk melihat tanda-tanda perforasi.

Pilihan pengobatan untuk perforasi membran timpani meliputi observasi dan pemantauan, antibiotik atau obat antijamur, dan pembedahan untuk memperbaiki perforasi jika diperlukan. Dokter, tenaga medis profesional, orang tua, dan pasangan harus mengetahui risiko yang terkait dengan tindakan tidak sengaja mencium liang telinga ini, terutama untuk anak kecil dan bayi yang berisiko lebih tinggi mengalami gangguan pendengaran ini.

Referensi

  1. Dolhi N, Weimer AD. Tympanic Membrane Perforations. Last Update: August 14, 2023. National Library of Medicine. Diakses dari: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK557887/
  2. Goyal L, Ajmera K, Kaasam S, Koppula K. Tinnitus and Mild Hearing Loss From a Kiss. Cureus. 2022 May;14(5):e24955. Published online 2022 May 12. doi: 10.7759/cureus.24955. PMCID: PMC9187293. PMID: 35706728. Diakses dari: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC9187293/
  3. Miyamoto RT. Traumatic Perforation of the Tympanic Membrane. In: Merck Manual. Indiana University School of Medicine. Reviewed/Revised Mar 2022 | Modified Sep 2022. Diakses dari: https://www.merckmanuals.com/professional/ear,-nose,-and-throat-disorders/middle-ear-and-tympanic-membrane-disorders/traumatic-perforation-of-the-tympanic-membrane
  4. Saadi RA. Traumatic Perforation of the Tympanic Membrane. In: Medscape. Updated Apr 13, 2022. Diakses dari: https://emedicine.medscape.com/article/858684-overview

Tentang Docquity

Docquity adalah komunitas dokter Terpercaya di Asia. Melalui jaringan pembelajaran berkelanjutan berbasis AI yang aman dan terjaga privasi, Docquity menyajikan pengetahuan real-time dari ribuan dokter terverifikasi di seluruh dunia. Saat ini, Docquity memiliki lebih dari 400.000 dokter yang tersebar di enam negara di Asia.

Temukan para ahli dan rekan terpercaya se-Asia di mana Anda dapat mendiskusikan kasus klinis dengan aman, mendapatkan wawasan terbaru dari webinar dan jurnal penelitian, serta mendapatkan kredit CME/CPD melalui kursus bersertifikat dari Docquity Academy. Akses semuanya melalui kemudahan aplikasi mobile yang tersedia di platform Android & iOS!

Share it with
Email
Facebook
LinkedIn
Twitter
WhatsApp

Similar Articles

Data Privacy Notice

This Privacy Notice shall be read in conjunction with the Privacy Policy to the extent this Notice does not mention or specify the particulars that should have been mentioned or specified relating to the Notice in pursuance of the provisions of the Data Protection Laws as applicable.

On having accessed or visited this Platform you the Noticee hereby voluntarily consent to and take notice of the fact that the personal data, by which or in relation whereto you the concerned Noticee is identifiable, shall be retained, stored, used, and may be processed by the Company for the purpose and in the manner, though legal, found suitable to it for commercial and/or some other reasons. The detailed specificity whereof may be found in the Privacy Policy. The consent provided herein may be withdrawn anytime by you, the Noticee, at its own volition by removing your profile or by writing to us at support@docquity.com.

As a Noticee, you shall have the right to grievance redressal, in relation to your consent or our use of your personal data, which you may address by writing to us at dpo@docquity.com. Should you, the Noticee, thereafter remain unsatisfied or dissatisfied with the resolution provided by us, you, the Noticee, may approach the concerned regulatory authority for the redressal of your grievance.

Thanks for exploring our medical content.

Create your free account or log in to continue reading.

Data Privacy Notice

By using this platform, you consent to our use of your personal data as detailed in our Privacy Policy, and acknowledge that we use cookies to improve your browsing experience