Para dokter di sebuah rumah sakit di Brazil tercengang oleh sebuah fenomena yang jarang terjadi, di mana mereka menyaksikan kelahiran seorang bayi perempuan yang memiliki ektrodaktil, atau lebih dikenal dengan ‘ekor’, yang terletak di bagian punggung bawah sepanjang 6 cm. Kejadian yang sangat tidak umum ini segera menarik perhatian komunitas medis global dan dianggap sebagai salah satu dari sedikit kasus yang tercatat dalam sejarah kedokteran modern. Kasus ini kemudian menjadi subjek penelitian dan akhirnya dipublikasikan secara detail dalam Journal of Pediatric Surgery Case Reports, memberikan data dan wawasan baru mengenai kelainan-kelainan kelahiran yang sangat jarang ditemui.
Kondisi bayi ini menimbulkan berbagai pertanyaan seputar faktor genetik, lingkungan, dan kemungkinan mutasi yang mungkin berperan dalam terjadinya ektrodaktil. Tim dokter dan peneliti yang terlibat dalam kasus ini telah menyusun rencana tindak lanjut jangka panjang untuk memonitor perkembangan dan kesehatan bayi, dengan harapan bisa mengumpulkan informasi berharga yang dapat membantu dalam mendiagnosis dan merawat kasus-kasus serupa di masa depan.
Anomali Kelahiran pada Bayi Perempuan
Kasus yang dihadapi oleh tim medis di Brazil ini tergolong luar biasa, di mana pada pemeriksaan fisik awal yang dilakukan pasca kelahiran, ditemukan adanya pertumbuhan yang tidak normal berupa ekor jaringan lunak sepanjang 6 cm yang tertutup kulit sepenuhnya, berlokasi di daerah lumbosakral bayi. Gambaran dari pertumbuhan anomali ini ditunjukkan dengan jelas dalam Gambar 11,2 dari laporan kasus tersebut, yang menggambarkan karakteristik fisik yang detail dan menarik. Para peneliti mencatat bahwa kondisi ini sangatlah jarang, dan dalam literatur medis, hanya ada beberapa kasus yang pernah terdokumentasi dengan kejadian serupa.
Dalam investigasi lebih lanjut terkait riwayat kesehatan, diketahui bahwa ibu bayi tersebut tidak memiliki riwayat penggunaan obat-obatan tertentu yang bisa berkontribusi terhadap anomali ini, juga tidak ditemukan adanya penyakit kronis selama masa kehamilan yang bisa menjadi faktor risiko. Kehamilan berjalan normal tanpa indikasi adanya masalah, dan bayi tersebut dilahirkan dengan prosedur cesarean pada usia kehamilan yang cukup bulan, menandakan bahwa tidak ada masalah yang terlihat selama periode gestasi. Faktor-faktor ini menambah kompleksitas dalam upaya para dokter untuk memahami asal-usul dan mekanisme terjadinya anomali ini.
Baca lebih lanjut: Ekstra Tungkai, Ekstra Jantung: Bayi Polymelia dengan 4 Lengan, 4 Kaki, dan 2 Jantung
Meskipun keberadaan ekor menjadi poin fokus utama, para dokter juga meneliti aspek-aspek lain dari kondisi kesehatan bayi secara menyeluruh. Dalam penilaian yang dilakukan, bayi tersebut tidak menunjukkan tanda-tanda kelainan neurologis atau fisik lainnya yang seringkali dapat dikaitkan dengan pertumbuhan abnormal semacam ini.2 Hal ini menunjukkan bahwa, selain ekor yang nyata, bayi tampaknya berkembang normal dan sehat. Tim medis kemudian menetapkan rencana pemantauan kesehatan jangka panjang untuk bayi ini, yang akan memungkinkan mereka untuk menilai apakah akan ada komplikasi kesehatan yang berkembang seiring waktu yang mungkin berkaitan dengan anomali yang dihadapi saat lahir.
Gambar 1. Bayi lahir dengan 6 cm pseudo-tail
Spina Bifida yang Terjadi pada Bayi Perempuan
Berdasarkan MRI, bayi tersebut didiagnosis dengan spina bifida, kelainan bawaan yang disebabkan oleh perkembangan sumsum tulang belakang yang tidak tepat. Kondisi ini menciptakan celah pada tulang belakang bayi, menyebabkan tumbuhnya fetal-caudal appendage. Karena spina bifida, kasus ini diklasifikasikan sebagai “human pseudo-tail” (sisa-sisa primitif dan disebabkan oleh kegagalan regresi selama perkembangan embrio).1,2
Ahli bedah kemudian langsung melakukan prosedur untuk mengangkat pseudo-tail tersebut dan menutup defek spinal dengan muscle flap.2
Setelah operasi, bayi mengalami kebocoran cairan serebrospinal, yang diidentifikasi dengan mengamati luka operasi yang lembab dan pada jahitan. Komplikasi ini ditangani secara konservatif menggunakan terapi antibiotik intravena, memastikan pasien tetap dalam posisi supinasi untuk menjaga luka tetap bersih dan kering. Dalam waktu satu minggu perawatan, luka akhirnya sembuh dengan sendirinya.1,2
Bagaimana Keadaan Bayi Perempuan Saat Ini?
Pasien saat ini berusia tiga tahun dan telah dilakukan pemantauan secara rutin. Selama periode ini, ia mengalami tiga episode infeksi saluran kemih, yang berhasil diobati dengan antibiotik. Pemeriksaan lanjutan tidak mengungkapkan kelainan pada sistem kemihnya. Selain itu, pasien dapat berjalan tanpa kesulitan dan tidak mengalami gangguan pencernaan, saraf, atau komplikasi lainnya.2
Kesimpulan
Munculnya kasus defek spinda bifida seperti ini memerlukan skrining yang tepat dan mengidentifikasi anomali lainnya juga sangat penting untuk perencanaan pengobatan dan konseling yang tepat. Reseksi bedah dan pemantauan yang ketat sangat direkomendasikan untuk menghindari komplikasi dan mengurangi stigma sosial.
Baca lebih lengkap ulasan tentang Berita Kesehatan & Kasus Medis Terkini 2024
Untuk pengetahuan lebih lanjut mengenai kesehatan dan cara mengatasi berbagai masalah medis, kunjungi Docquity Academy.
Referensi
- Baby Girl With 6-Centimetre Tail Born In Brazil. NDTV. [Cited: 28 February 2023]. Available from: https://www.ndtv.com/feature/baby-girl-with-6-centimetre-tail-born-in-brazil-3795418
- Cunha SC, Eid F, Peiro L, et al. Human tail with occult spinal dysraphism and dermal sinus in children. J Pediatr Surg Case Rep 2023; 90: 102554. DOI: 10.1016/j.epsc.2022.102554
Tentang Docquity
Docquity adalah platform aman dan terpercaya, yang menghubungkan 400.000 lebih nakes profesional di Asia secara real-time. Docquity membantu dokter belajar dan berkembang dengan menyediakan aplikasi seluler di mana dokter dapat berbagi wawasan, membahas kasus klinis, mengikuti webinar, mendapatkan kredit CME/CPD, mencari pekerjaan, dan lainnya!